RSS

[Ficlet] Kimi to Boku

15 Mei

13230104_1205309289513181_8769901530349586919_n.png

.

[Ficlet] Kimi to Boku

By Fafa Sasazaki

Xiumin Exo, Hani Exid

AU, Rate T, Friendship

.

.

.

Tanpa perlu kau mengatakannya, aku sudah mengerti. Dari ekspresi yang kau tampakkan, aku mengerti. Itu semua karena kita selalu bersama, iya kan? Aku sepenuhnya bisa mengerti dari suasananya.

.

.

.

“Aku Xiumin. Dan aku akan memanggilmu Hani mulai sekarang. Mengerti?”

Aku hanya menelengkan kepala sewaktu kau berbicara padaku untuk pertama kali. Dan ini kali pertama juga aku menginjakkan kaki di apartemen sederhanamu, setelah sebelumnya kau berbaik hati mengajakkku untuk tinggal bersama karena melihatku sendirian malam-malam di pinggir lapangan yang sepi.

Malam itu kau terlalu lelah dari pekerjaanmu, maka kau langsung beringsut ke dalam selimut tebalmu setelah agak susah payah membuka mata demi menyelesaikan membuat makanan untukku.

.

.

.

Hari-hari berikutnya kita lalui dengan rutinitas yang sama.

Aku selalu bangun lebih awal dari dirimu, kau selalu menyiapkan makanan untukku sebelum kau berangkat ke kedai kopi milikmu. Di malam-malam tertentu saat kau serius berpikir untuk memasukkan makanan atau minuman yang nantinya jadi menu baru, kau akan mondar-mandir dari ruang tengah ke dapur begitu seterusnya sampai akhirnya aku mendengar suara—

‘Brak!’

—pintu toilet tertutup. Namun tidak sampai satu menit kau keluar lagi, sambil tergesa-gesa mengambil catatan kecilmu lalu mencatat inspirasi yang barusan datang di kepalamu.

Tahukan Xiumin, apa yang ingin kutanyakan padamu saat itu? Sudahkan kau mencuci tanganmu sebelum keluar dari toilet?

.

.

.

“Kedaiku sedang bermasalah. Aku terancam bangkrut, pinjamanku pada bank banyak sekali.”

Malam itu, sambil menatap gugusan bintang yang bertebaran di langit, kau mengutarakan masalahmu. Desahan napasmu terdengar berat.

Aku memahami kesedihanmu, aku mengerti perasaanmu, karena kita sudah lama bersama. Aku sudah menganggapmu sosok yang berarti di kehidupanku. Untuk itulah aku di sini—di sampingmu. Kau tidak sendiri Xiumin, aku akan menjagamu.

Lalu saat kau mengalihkan pandangan dari arah langit berganti ke arahku, kau tersenyum. Kemudian kau mengusap surai kecoklatanku. Entah apa arti senyummu itu, aku tidak mengerti. Namun yang kurasakan ketika itu tiba-tiba kepalaku terasa berat, maka aku langsung membaringkan kepalaku di atas pangkuanmu. Bolehkan?

Sadar-sadar saat pagi menjelang, aku menemukan diriku masih berbaring di pangkuanmu sementara kau dengan mata terpejam dan mulut terbuka lebar, duduk bersandar di atas kursi santai yang kau letakkan di balkon apartemen.

.

.

.

Tanpa aku tahu, aku pun jatuh sakit. Kau yang di malam hari baru menyadari aku tidak menyentuh makananku sejak pagi akhirnya membawaku ke dokter. Dengan wajah pias, kau mendengar penjelasan dokter bahwa penyakitku sudah parah, umurku hanya tinggal sebentar. Maka dari itulah, sang dokter dapat mengatakan hal yang sangat kejam padamu.

“Apakah tidak sebaiknya di suntik mati saja?”

Aku dapat melihat kau terkejut, namun kau berkata kepadaku, “Ayo kita pulang.”

Dalam perjalan pulang itu kau tidak seperti biasanya. Sekali lagi aku bilang aku mengerti perasaanmu, Xiumin. Dan kau pastinya juga mengerti perasaanku kan? Untuk itu, bolehkah aku istirahat sebentar? Karena aku selalu ada di sisimu.

Xiumin, saat kau bersamaku, kau merasa bahagia kan?

.

.

.

Tiga tahun lebih lima hari, waktu kebersamaan kita berhenti. Kau memperlihatkan air matamu untuk pertama kalinya. Dalam diam… dalam kesunyian. Berhari-hari, sampai temanmu yang bernama Chen datang ke tempatmu.

.

.

.

“Hani memang sudah pergi, Hyung. Kau harus tegar menghadapi kenyataan itu.”

“Tidak mungkin, aku masih bisa merasakan kehadiran Hani di sini.”

“Eung, aku ingin bertanya satu hal. Kenapa kau bisa berpikir menamai kucing itu Hani?”

Xiumin yang sebelumnya duduk meringkuk dengan kepala ditumpukan di atas lutut, kini mengangkat kepalanya mendapati pertanyaan Chen.

Chen sendiri dapat melihat sudut bibir temannya itu terangkat sebelum bersuara.

“Entah,mungkin karena malam itu gelap dan bulu kucing itu berwarna coklat, dari jauh terlihat seperti madu olehku. Lalu aku menamainya ‘Hani’, maksud dari ‘honey’.”

.

.

.

Hei Xiumin, kita memang tidak bisa berkomunikasi lewat kata-kata, tapi kau tidak sendirian.

Aku akan selalu berada di sisimu, karena kau selalu menyayangiku.

Aku akan berada di sampingmu, karena kau tidak akan melupakanku.

Terima kasih untuk segalanya. Dan maaf, karena aku tidak sempat mengucapkan salam perpisahan padamu.

.

.

Fin

.

A/N : Terinspirasi dari film Jepang yang judulnya sama dengan fanfic ini, Kimi to boku [kau dan aku]. Serius, aku bikin ini cepet kilat. Saat2 aku bingung karena banyak yang pengen aku ketik tapi bingung mau yang mana dulu, tiba2 pas baca balesan komen di ficletnya Liana, dia seenak jidat request ff XiuHani. Entah ini pas atau enggak sama karakter mereka (apalagi Hani, yang ternyata adalah kucing), pokoknya yang terlintas di otakku saat itu lagi pengen bikin remake-an film itu, yaudinlah akhirnya XiuHani yang aku jadiin cast.

Gomen ne, kalo nggak suka..

 
7 Komentar

Ditulis oleh pada 15 Mei 2016 inci Beranda, Fanfic, Fiksi

 

Tag: , , , ,

7 responses to “[Ficlet] Kimi to Boku

  1. lianadewintasari

    15 Mei 2016 at 7:34 am

    memang seenak jidat XD
    anyway, aku sesungguhnya sdh menangkap keanehan dgn mas umin yg ngasih nama hani, dan mungkin udh terbiasa ngetwist juga jadi aku tau kalo mbak hani ini sbenernya hewan :p sorry, aku ga begitu ketipu.
    tapi momennya manis! walau sdh menangkap ‘rahasianya’ si hani, aku masih suka membayangkan mereka berdua sama2 manusia hehe
    keep writing! makasih udah menjawab panggilanku huhui ^o^

    Disukai oleh 1 orang

     
    • Fafa Sasazaki

      15 Mei 2016 at 7:41 am

      akhirnya Liana muncul, wkwkwk
      syukurlah kalo ga ketipu, hahay

      eh, betewe santer kabar exo mau comeback ya? Mas umin ganti warna rambut ya Allah manis banget

      Suka

       
      • lianadewintasari

        15 Mei 2016 at 7:46 am

        iyeeeee :3 juni tapi kata mas myun, aku udh kepaniteraan menjelang koas hikseu pasti bakal (se)sibuk (mereka) T.T

        Suka

         
  2. qL^^

    15 Mei 2016 at 6:35 pm

    wkwkwk entah kenapa aku ngakak banget bagian yang apakah kau sudah mencuci tanganmu sesudah dari toilet?

    sama aku juga ga terlalu ketipu kalau hani itu hewan, tapi ya itu xiumin cute bangeet ❤

    Disukai oleh 1 orang

     
    • Fafa Sasazaki

      15 Mei 2016 at 11:03 pm

      wah,, ada qiqi.
      iya emang twist nya udh kebaca bgt ini,,
      betewe aq baca review mu yg film One Way Trip,, aq kmrin2 beli Cd film itu soalnya, tp blm smpet liat. *beli jg krn cast nya kece2, hahay*

      makasih udh mampir,,

      Suka

       
      • qL^^

        19 Mei 2016 at 9:48 pm

        ahaha aku nangis kaaak, paraaah
        eh tapi aku jadi spoiler endingnya #maap #geplak

        Suka

         

Tinggalkan komentar

 
Capricestory

not real-ly beautiful story

CUAPHELDA

Tidak normal tapi spesial

Cutterbutter

staying delulu is the solulu.

MINRENE

okey dokey yo~

Town of Stories

No highway, no skyscraper, just stories

iKON Fanfiction Indonesia

No limits imagination

IFK

Fly high your imagination

Syndrome Grabber

Get your syndrome between dream and reality; fantasy.

Mahaken Da Pepeldomoon

You can't break a heart that's already broken

Writers' Secrets

We're some badass with classy attitude

thewordseffect.

I have hated words and I have loved them, and I hope I have made them right—Markus Zusak, The Book Thief

マイッポ です。

be careful of heat haze daze

Liana Dewinta Sari

Sebuah bunga rampai.